menjadi pemenang adalah impian semua orang. apalagi untuk para makhluk ambisius, menang bukan pilihan tetapi sebuah keharusan. yah, bukan orang ambisius namanya kalau mau kalah.
menjadi pemenang memang selalu menjadi mimpi orang. sudah terbukti dengan jelas, walaupun tanpa metode kuantitatis dengan survey, masyarakat mencintai pemenang. mereka ingin berada di dekat sang pemenang dan menjauhi si kalah.
sedangkan sang "kalah" akan merasa tidak puas karena telah mengecewakan teman-teman dan apalagi keluarganya. "nak..ibu bangga sama kamu walaupun kamu tidak menang(dengan muka yang dibuat2 sedih)..", kata ibu. yah..mudah-mudahan ibu-ibu kita ini memang tulus mengatakannya.
pada saat kita mencapai satu puncak paling tinggi, kita puas. lalu apa lagi? mencari gunung baru. mendaki tebing-tebing yang lebih curam dan ketinggian gunung yang semakin menggerikan. peralatan lebih canggih dan tentunya semangat dan kepala yang diangkat setinggi-tingginya sampai bisa-bisa pegal. lalu setelah bisa mendakinya, apa lagi? cari lagi. mengulangi semua proses yang melelahkan itu untuk menjadi yang terbaik. kalau ditulis lagi..wah..kasian si penulis. capek. cuma itu-itu saja yang diulang-ulang.
sedangkan, tidak pernah mencapai puncak, membuat kesal dan penasaran. "kok bisa ya, gw ga bisa?". nah.. itu dia mental yang benar bagi seorang yang kalah. memang, ada dua kemungkinan reaksi dari sang kalah ini, satu : ngambek dan merasa tidak nyaman dengan diri, kedua : tetap semangat. tetap semangat ini yang membuat orang tetap hidup. hidup dalam pengharapan merupakan tiang dari kehidupan individu.
sayangnya, ini yang tidak dimiliki oleh sebagian orang. bahwa menjadi kalah atau mengalah berarti memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk berjalan lebih jauh lagi, menyelami diri lebih dalam agar bisa kenal betul siapa diri. kalah juga memberikan izin kepada orang lain untuk mencapai, yang mungkin menjadi, satu-satunya alasan dia hidup. kasihan bukan kalau dia bunuh diri hanya karena ia kalah?
jadi, sekarang kita bisa bilang bahwa menang dan kalah adalah pilihan.
saya kira, pada akhirnya, kita akan kalah dengan kehidupan.
bukan begitu?
Friday, May 09, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment